Monday 1 June 2009

Arthur Cecile Pigou

1. Profile

Arthur Cecil Pigou

Nama : Arthur Cecile Pigou

Kelahiran : 18 November 1877, Ryde, Kepulauan Wright

Kehidupan Pribadi :

Ayah dari tokoh AC. Pigou adalah seorang pegawai di angkatan Inggris; ibunya berasal dari garis keluarga pejabat pemerintah Irlandia. Pigou pertama-tama belajar di Harrow, sebuah sekolah swasta elite di Inggris, dan kemudian di King’s College,

Cambridge; tetapi pada tahun ketiga masa studinya ia terpengaruh Alfred Marshall dan Henry Sidgwick, yang meyakinkan dirinya agar tetap belajar ekonomi politik. Sebagaimana Marshall, Pigou tertarik ekonomi karena nilai praktisnya. Ia mengatakan pada mahasiswanya bahwa ” tujuan utama dari belajar ekonomi adalah agar kita mampu melihat argumen-argumen ekonomi palsu dari para politisi” (Champernowne, 1959, hlm. 464)

Ketika Marshall mengundurkan diri dari Cambridge pada tahun 1908, Pigou menduduki jabatan Ketua Jurusan Ekonomi Politik yang ditinggalkan Marshal. Sejak saat itu sampai ia pensiun pada tahun 1943, Pigou adalah seorang tokoh utama yang menjelaskan pandangan ekonomi Marshall di Cambridge.

Perang Dunia 1 menjadi pengalaman yang mengubah kehidupan Pigou. Ia terus melanjutkan mengajar di Cambridge, tetapi ia juga bekerja di korps ambulans di dekat garis pertempuran saat ia libur. Johnson (1960, hlm.153) melaporkan bahwa ”pengalaman ini telah mengubah seorang sarjana muda era Edwardian yang periang, suka humor, bersifat sosial dan ramah tamah, menjadi seorang pertapa yang eksentrik.” Disamping menjadi penyendiri, Pigou juga dikenal sebagai orang yang sangat sederhana, khususnya ketika ia sedang berpakaian. Ia sering mengenalan apakaian lusuh dan kotor dan memamerkan diri.” pada suatu hari di perpustakaan Marshall di hadapan lima puluh orang yang dengan babngga mengenakan stelan yang dibeli sebelum Perang Dunia 1” (Johnson, 1960, hlm.150)

2. Karya-karya Ilmiah Arthur Cecile Pigou

a. Protective and Preferential Import Duties,London, Frank Cass, 1906.

b. Wealth and Welfare, London, Mcmillan, 1912

c. Unemployment, New York, Holt, 1914

d. The Economic of Welfare (1920), edisi ke-4, London, Macmillan, 1932.

e. Industrial Fluctiation, London, Macmillan, 1927.

f. A Study in Public Finance (1929), edisi ke-3, London, Macmillan, 1951.

g. The Theory of Unemployment, London, Macmillan, 1933.

h. The Economycs of Stationary States, London, Macmillan, 1935.

i. Mr. J.M Keynes’s General Theory of Employment, Interest and Money,” Economica, 3, 10 (Mei, 1936), hlm. 115-32.

j. “ The Classical Stationery State,” Economic Journal, 53 (1943), hlm. 343-51.

3. Pokok Pemikiran Arthur Cecile Pigou

· Ekonomi kesejahteraan (economic welfare)

A.C Pigou dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi kesejahteraan modern, yang mempelajari bagaimana membuat ekonomi beroperasi dengan lebih efisien serta ketidaksesuaian (trade offs) antara efisiensi dan keadilan (equity)

· Analisis mengenai eksternalitas

Kontribusi ekonomi yang utama dari Pigou di bagi menjadi dua kategori. Pertama analisisnya mengenai eksternalitas yang memberikan landasan bagi keuangan publik modern, ekonomi lingkungan dan ekonomi kesejahteraan. Kedua, Pigou adalah lawan utama dari revolusi makroekonomi yang dimulai oleh Keyness.

1. Eksternalitas negatif

Untuk beberapa barang, semua biaya produksi ditanggung oleh perusahaan dan dialihkan kepada konsumen melalui harga barang. Pigou (1920) menunjukkan bahwa biaya produksi (swasta) suatu perusahaan mungkin tidak merefleksikan semua biaya sosial dari produksi. Ketika para produsen membuat suatu barang, mereka hanya peduli pada biaya privat mereka-tenaga kerja, bahan baku, dan modal yang harus mereka beli. Tetapi produksi meghasilkan polusi lingkungan dan biaya-biaya ini di bayar oleh pihak ketiga yang tidak melakukan produksi atau mengkonsumsi barang tersebut. Disini biaya sosial dan produksi melebihi biaya privat; perusahaan dan konsumen masing-masing membayar sebagian biaya dari pembuatan barang tersebut. Hasil pasar bukan hasil yang paling baik dalam situasi seperti ini. Kita terlalu banyak menghasilkan barang yang mencemari lingkungan; dan perusahaan cenderung menggunakan teknologi yang menimbulkan polusi karena biaya polusi jatuh pada pihak ketiga sedangkan perusahaan bebas dari biaya tersebut.

Akibatnya, sistem pasar ini menghasilkan air dan udara yang sangat tercemar, serta suara bising dan kemacetan di daerah urban.

2. Eksternalitas positif

Di pihak lain, produksi dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat yang jumlahnya melebihi manfaat yang diterima oleh konsumen yang membeli barang tersebut. Mercusuar, sebuah contoh yang dikembangkan oleh ahli ekonomi dan filsuf Inggris, Henry Sidgwick, biasanya dipakai oleh para ahli ekonomi untuk menggambarkan hal ini. Contoh lainnya, adalah polisi dan pemadam kebakaran, pertahanan nasional dan pengeluaran untuk pelayanan dan pendidikan.

Individu yang membeli obat flu akan mendapatkan manfaat karena mereka merasa lebih sehat setelah meminum obat flu itu. Tetapi jika obat itu ternyata juga mengurangi kemungkinan bahwa orang lain akan tertular penyakit tersebut, maka manfaat sosial akan lebih besar dari pada manfaat prifat.

· Hubungan industri dan bea import

Karya pertama Pigou (1906,1912) dalam bidang ekonomi ialah tentang hubungana industri dan bea import. Studi-studi ini menitikberatkan pada bagaimana kebijakan pemerintah dapat meningkatkan kekayaan nasional. Pigou (1912) mengangkat persoalan umun ini, dan kemudian menghabiskan sebagian besar masa hidupnya untuk menjawabnya. Dalam melakukan hal ini ia menemukan banyak sekali keuangan publik modern, khususnya argumen dan dasar pemikiran dari intervensi pemerintah dalam perekonomian.

· Biaya sosial dan biaya privat

Perbedaan antara biaya privat dan biaya sosial dinamakan ”eksternalitas” (eksternalities), ”efek yang berlebihan” (third-party effects). Pigou menegaskan bahwa ketika biaya privat marginal dan biaya sosial marginal berbeda, maka sistem pasar tidak efisien. Perbedaan antara biaya sosial dan biaya privat ini dapat menjadi justifikasi bagi pemerintah untuk campur tangan dalam pasar.

· Intervensi pemerintah

Apabila ada eksternalitas positif yang besar, entah itu orang-orang membayar atau tidak, mereka akan memperoleh keuntungan. Kemampuan mendapatkan keuntungan dari beberapa barang atau jasa tanpa harus membayar ini disebut free rider problem. Setiap orang, dengan memandang segala sesuatu dari sudut pandang mereka sendiri, akan mengetahui meskipun mereka tidak menyumbangkan uang untuk pertahanan nasional, namun sebuah sistem pertahanan tersebut akan dibangun; dan mereka mesih memperoleh manfaat dari pengeluaran pertahanan yang besar. Jika Amerika diserang pihak asing, rumah saya akan tetap dilindungi walaupun saya tidak membayar untuk pertahanan nasional. Lagipula, walaupun saya tidak menyumbang untuk pertahanan nasional tidak akan berpengaruh banyak terhadap bentuk dari sistem pertahanan tersebut. Dengan tanpa menyumbang pertahanan nasional saya menghemat pendapatan uang saya, dan saya tidak kehilangan apa-apa.

Di sini masalahnya adalah ketika semua orang berfikir sama, yakni tidak akan mengeluarkan uang untuk pertahanan nasional. Solusinya adalah pemerintah mesti meningkatkan penghasilan berbasis pasar. Pemerintah harus mengembangkan sistem pertahanan dan harus mengenakan pajak keuntungan (warga negaranya) untuk biaya pembuatan sistem pertahanan itu.

1. Pajak dan subsidi (pajak progresif dan transfer)

Dalam banyak hal, pemerintah dapat memperbaiki masalah yang bersumber dari eksternalitas ini melalui pajak dan subsidi. Tetapi kadang-kadang perbaikan hukum sudah cukup untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, dalam Economics of Welfare, Pigou (1920, hlm. 129-30) berpendapat bahwa perusahaan kereta api harus memberi kompensasi kepada para petani dan pemilik properti lainnya yang menderita kerugian dari bahaya api dan asap yang disemburkan oleh kereta api.

Pigou (1920, Bab 1) menegaskan bahwa salah satu tugas ahli ekonomi adalah mengidentifikasikan eksternalitas dan membantu menghilangkannya dengan menunjukkan bagaimana dan kapan tindakan pemerintah akan meningkatkan hasil pasar. Ia bahkan berpendapat bahwa ahli ekonomi mempunyai tanggung jawab moral untuk mengidentifikasi eksternalits ini. Perhatian utamanya ialah bagimana menaikkan kesejahteraan ekonomi bangsa. Hal ini, menurut Pigou tergantung pada ukuran dan distribusi dari kue ekonomi.

Lebih banyak output akan meningkatkan kesejahteraan umum, karena orang-orang menginginkan memiliki sesuatu, dan semakin banyak barang yang mereka miliki, semakin bertambah baik keadaan mereka. Kebijakan redribusi ekonomi juga akan meningkatkan kesejahteraan umum.

Konklusi ini mengikuti keyakinan Pigou bahwa keputusan berasal dari penurunan uang ketika seseorang semakin banyak memiliki uang. Tambahan lima belas dolar tidak banyak artinya untuk Bill Gates yang sangat kaya, tapi bagi seseorang ynag menganggur, tambahan uang ini sangat penting artinya. Konsekuensiny, hilangnya kekayaan dari orang kaya karena terkena pajak harus lebih sedikit daripada keuntungan dalam kesejahteraan ekonomi yang diperoleh dari pemberian uang kepada yang miskin. Karena itu pajak progresif dan program transfe untuk membantu orang miskin dapat dibenarkan sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa.

Pigou mengakui bahwa pajak progresif dan transfer mungkin akan mengurangi ukuran kue ekonomi, dan bahwa mungkin ada ketidaksesuaian antara pertumbuhan dan pemertaan. Jika ketidaksesuaian ini tidak ada, maka implikasinya sudah jelas yaitu segala sesuatu yang menaikkan output nasional, tetapi tidak membuat keadaan orang miskin memburuk, akan meningkatkan kesejahteraan nasional. Dan segala sesuatu yang menaikkan bagian dari output nasional kepada si miskin, tetapi tidak mengurangi ukuran total dari output, juga akan meningkatkan kesejahteraan.

Tetapi jika dua kriteria inibertabrakan (ketika transfer kepada si miskin akan mengurangi output) maka situasiny menjadi berbeda. Diperlukan perhitungan tentang berapa banyak output yang harus diberikan untuk meningkatkan posisi si miskin.

Arthur Okun (1975, Bab 4) menggambarka ketidak sesuaian ini dengan istilah ”ember bocor.” Transfer dari yang kaya kepada yang miskin selalu dilakukan dengan ember bocor yang akan menghilangkan pendapatan ketika transfer tersebut meredribusi pendapatan. Kebocoran ini merepretasikan inefisiensi atau penguurangan output nasional karena transfer ini. Okun (1975, hal. 94), seorang pendukung kuat dari pemerataan, berpendapat transfer seharusnya dihnetikan ketika kebocoran mencaoai 60%. Pigou (1920) mengatakan bahwa pengorbanan sedikit output adalah seimbang dengan keutungan yang didapat dari pemerintah yang lebih besar.

Diagram di bawah menggambarkan bekerjanya suatu pajak Pigovian. Suatu pajak bergeser kurva biaya privat yang marginal ( MPC) oleh jumlah dari pajak ( ke MPC+ T). yang berhadapan dengan peningkatan biaya Ini, produsen mempunyai suatu perangsang untuk mengurangi output kepada secara biaya sosial jumlah maksimum tingkatan ( Q) dengan mengurangi eksternalitas marginal kepada pajak yang marginal. Total hasil pajak yang bisa digunakan untuk mengurangi eksternalitas negatif memadai sama dengan daerah 0EAB.

Pigovian taxes

Suatu masalah kunci dengan pajak Pigovian adalah menghitung seberapa besar pajak akan mengimbangi hal negatif eksternalitas. Faktor politik seperti lobi pemerintah cenderung dapat mengurangi tingkatan dari pajak mengadakan, yang akan mengurangi pengurangan efek pajak,sedangkan lobi pemerintah oleh minat khusus yang mengkalkulasi hal negatif kegunaan dari eksternalitas yang lebih tinggi dibanding yang lain cenderung dapat meningkatkan tingkatan dari pajak mengadakan, yang akan mengakibatkan suatu sub-optimal tingkat produksi

Pajak Polusi

Pajak Pigovian merupakan suatu cara yang efisien untuk mempromosikan orang banyak/masyarakat menarik perhatian, dan akan mendorong kearah suatu peningkatan menyangkut mutu hidup yang diukur oleh Kemajuan Yang asli Indikator dan manusia lain indikator ekonomi, seperti halnya yang lebih tinggi Produk domestik kotor ( GDP) pertumbuhan.

Teori ekonomi meramalkan bahwa, di bawah kondisi-kondisi tertentu, suatu dividen ganda bisa tampak. Yang pertama menjadi pengurangan polusi. Kedua terkandung dalam pendauran ulang menyangkut pendapatan pemerintah dari pajak yang hijau itu. Jika pemerintah menyimpan/memelihara pendapatan nya tetap, beberapa pajak lain harus memotong ( lihat pergeseran pajak Hijau). Jika pemerintah memilih untuk memotong banyak distortional pajak, biaya-biaya dari menukar ke pajak hijau bisa adalah negatif.

Riset pada perpajakan hijau menyatakan bahwa sepanjang tahun 1990an ada korelasi penting antara suatu UN negeri Manusia Pengembangan Index ( HDI) tergolong saban menetapkan;perbaiki jumlah GDP, dan tingkatan nya dari pajak hijau sebagai persen dari total pajak revenues. Lagipula, diatas periode yang lebih panjang dibanding 5 tahun, data menyatakan bahwa negara-negara yang bisa nikmati tarif pajak hijau lebih tinggi seperti Orang Norwegia, Sweden dan Netherlands mengalami yang lebih tinggi GDP T pertumbuhan dan yang lebih tinggi HDI pertumbuhan rate. Bagaimanapun, itu tidak bisa ditetapkan bahwa suatu peningkatan di dalam tarif pajak hijau menyebabkan yang lebih tinggi GDP pertumbuhan dan yang lebih tinggi HDI pertumbuhan rates. Mungkin saja suatu correlative efek sebagai lawan suatu effect.

Pajak Pigovian Negatif ( Tunjangan Pigovian)

Seseorang dapat mendorong perilaku tertentu dengan memberikan subsidi, sebagai contoh mendermakan ke bukan laba atau penerapan yang diuntungkan panel matahari untuk menghindari polusi. Tunjangan seperti itu suatu hal positif hal luar dapat dipertimbangkan " pajak Pigovian negatif".

Motivasi untuk tunjangan seperti itu sedang berusaha untuk menjangkau efisiensi ekonomi. Ketika suatu hal positif hal luar adalah kini/hadir, suatu solusi perusahaan tentang masalah maksimalisasi kegunaan nya tidak meliputi kegunaan yang tambahan yang diproduksi sebagai hasil sampingan ( hal luar), begitu menyebabkan perusahaan untuk menghasilkan kurang dari pareto-efficient mengukur. tunjangan Pigouvian begitu internalizes hal luar ke dalam fungsi kegunaan agen, dengan memberi perangsang perusahaan untuk menghasilkan lebih dari itu jika tidak akan.

Suatu contoh akan suatu pemerintah pusat perpindahan yang meliputi interjurisdictional spillover ( pada umumnya dalam wujud mempertemukan dana) yang tersebut Di (dalam) Sejenis gandum, Esei di (dalam) Fiskal Bentuk pemerintahan federal

Kritik

Pajak seperti itu dapat mendorong pasar gelap dan penyelundupan, yang terutama jika mereka menciptakan perbedaan besar di dalam harga produk populer di dalam yurisdiksi berdekatan.

Jika individu pendapatan yang lebih rendah, cenderung untuk membelanjakan suatu porsi yang lebih besar dari pendapatan mereka pada atas produk dengan biaya sosial eksternal, seperti listrik atau rokok, kemudian bersesuaian pajak Pigovian adalah pemungutan.

2. Perbaikan hukum

Dalam hal hukum, perubahan kebijakan utama harus dilakukan di dalam hukum libilitas Inggris. Jika perusahaan kereta harus memberi kompensasi pada orang lain karena bahaya yang ditimbulkan kereta api. Pigou berpendapat mereka akan lebih berhati-hati dan hanya akan menjalankan sedikit kereta api. Jadi biaya privat tidak lagi berbeda, dan eksternalitas akan terinternalisasikan, atau akan menjadi bagian dari biaya transportasi barang dengan menggunakan kereta.

3. Intervensi pemerintah tidak diharapkan

Terkhir dalam beberapa kasus, untuk memperbaiki permasalahan yang muncul dari eksternalitas, campur tangan pemerintah justru tidak dapat dibenarkan. Kerika biaya yang mengenai pihak ketiga hanya sedikit dan biaya dari setiap perbaikan lebih, anaisis biaya manfaat akan menghasilkan kesimpulan bahwa eksternalitas seharusnya dibiarkan tetap ada.

Ambil contoh, suara bising yang ditimbulkan kereta api. Jika suara ini hanya menyebabkan ketidaknyamanan kecil bagi penduduk lokal maka biaya untuk memindahkan jalan kerta api yang suaranya lebih pelan mungkin akan melebihi biaya orang-orang yang medengar suara kereta melintas di dekat rumah mereka beberapa jam sehari.

· Teori barang publik

Dalam analisa berikutnya akan kita bahas mengenai penyediaan barang/jasa publik yang dibiayai dengan pajak yang dipungut dari masyarakat. Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana kepuasan marginal akan barang publik samadengan ketidakpuasan marginal (marginal disutility sksn psjsk ysng dipungut untuk membiayai program-program pemerintah atau untuk menyediakan barang publik.

Pada diagram dibawah kurva kepauasan marginal akan barang publik ditunjukkan oleh kurva UU. Kurva UU tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukkan bahwa semakin banyak barang publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginal yang dirasakan oleh masyarakat. Dilain pihak, pajak merupakan pungutan yang dipaksa oleh pemerintah sehingga pembayaran pajak menimbulkan rasa tidak puas bagi masyarakat yang membayar pajak. Oleh karena itu kurva ketidakpuasan marginal akan pembayaran pajak mempunyai bentuk yang meninggi yang menunjukkan bahwa semakin banyak pajak yang dipungut, semaikn besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Ketidakpuasan marginal ditunjukkan dengan sumbu tegak dari titik O ke bawah dan kurva ketidakpuasan ditunjukkan oleh kurva PP. Pada titik F kepuasan marginal barang publik (jarak CF) lebih besar daripada ketidakpuasan masyarakat akan pembayaran pajak (jarak FI), sehingga pemerintah diharapkan untuk memperkecil anggaran untuk menghasilkan barang-barang publik yang lebih sdikit. Sebaliknya pada titik D kepuasan marginal masyarakat akan barang pemerintah lebih besar (jarak AD) daripada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar pajak (jarak DG). Ini menunjukkan bahwa barang publik dihasilkan dalam jumlah yang terlalu sedikit sehingga kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi akan dapat dicapai dengan cara menambah anggaran pemerintah untuk menghasilkan barang/jasa publik. Titik E adalah keadaan yang optimumdimana bagi masyarakat kepuasan marginal untuk barang publik sama dengan ketidakpuasan dalam hal pembayaran pajak.

Pengurangan Budget pemerintah dari F ke E pada diagram dibawah menunjukkan pengurangan penggunaan sumber-sumber ekonomi oleh pemerintah sehingga sumber-sumber ekonomi tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan barang swasta. Dan ini ditunjukkan dengan perpindahan dari titik C ke E. Sehingga kesejahteraan masyarkat yang dicapai menjadi lebih tinggi, yaitu dari kurva indeferns sosial S2 ke S3. Demikian pula halnya dari perpindahan dari D ke E menunjukkan bertambah besarnya sumber-sumber ekonomi yang digunakan oleh swasta menjadi lebih kecil dan ini ditunjukkan dalam diagram dibawah. Sebagai perpindahan dari D ke E. Alokasi sumber ekonomi dari swasta ke pemerintah mengakibatkan semakin besarnya kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan oleh perpindahan dari kurva indeferens soasial S2 ke S3

kepuasan batas akan barang pemerintah

Arc:                         A                                      B                                                   C+










D E F budget pemerintah

Arc:     G                                    H                                          I

Kelemahan analisis diatas karena dadsarkan pada rasa ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapt diukur secara kuantitatif karena sifatnya ordinal. Karena itu, timbul berbagai pandangan lainnya yang berusaha menjelaskan penyediaan barang publik.

· Pengangguran dan Upah

Pigou (1914) menerbitkan karya terkenal yang berjudul unemployment yang berpendapat bahwa dalam jangka panjang pengangguran adolah disebabkan oleh upah yang tinggi dan tidak fleksible.beberapa tahun kemudian pgou (1927) berpendapat bahwa berkurangnya permintaan tenaga kerja akan menyebabkan angka pengangguran yang tinggi, namun masalah ini dapat diperbaiki jika pekerja membiarkan upah mereka turun. Dan dalam The Theory of Unemployment (Pigou, 1933) ia menyatakan bahwa jika tingkat upah lebih besar ketimbnag produktivitas marginal dari pekerja maka perusahaan tidak akan memperkerjakan satu orang pun karena biayanya akan melebihi keuntungan. Meskipun pigou tidak pernah membela pemotongan upah, dalam semua kasus ini solusi untk masalah pengangguran tampaknya adalah pengurangan upah.

· Efek Pigou

Pigou (1943. hlm. 349) kemudian mengembangkan kritik terhadap ekonomi Keynesian. Ia merumuskan keseimabngan rill (real balance) atau efek Pigou yang menggambarkan salah satu cara dimana pengangguran akan cenderung mengoreksi dirinya sendiri dan kebijakan ekonomi Keynesian tidak diperlukan. Pigou menunjukkan bahwa harga pada umumnya akan jatuh pada saat angka pengangguran semakin tinggi karena perusahaan tidak dapat menjual barang.

Sebagai akibatnya, kekayaan rill atau daya beli dari tabungan sebelumnya, meningkat apada masa resesi. Karena semakin kaya, orang-orang cenderung untuk memebelanjakan lebih banyak lagi. Pengeluaran tambahan ini akan memacu produksi dan perusahaan akan menyewa lebih banyak lagi pekerja. Karena itu pengangguran akan berakhir secara otomatis dan kebijakan ekonomi tidak diperlukan. Efek Pigou untuk menciptakan sebuah mekanisme ekonomi untuk keluar dari :

  1. pengangguran yang terus meningkat,
  2. tingkat harga
  3. menimbulkan saldo yang nyata,
  4. yang membuat berbeda dari IS-belokan pada IS-LM diagram, intersecting AY belokan yang rendah di atas suku bunga ambang batas dari perangkap likuiditas.
  5. Akhirnya, ekonomi bergerak ke keseimbangan baru, di pekerjaan penuh.

Pigou menyimpulkan bahwa keseimbangan dengan pekerjaan di bawah penuh pekerjaan menilai hanya dapat terjadi jika harga dan upah yang 'lengket'.

4. Kelemahan Pemikiran AC. Pigou

Meskipun ia banyak memberikan sumbangan kepada ilmu ekonomi kesejahteraan dan keuangan publik, pigou mungkin lebih terkenal sebagai lawan dari Revolusi Keynesian yang di mulai di Cambridge, Inggris, pada tahun 1930-an. Keyness (1936) menjadikan Pigou kambing hitam dalam karyanya The General Theory. Karena berbagai alasan, Pigou adalah sasaran yang empuk. Ia adalah seorang penyendiri dengan sedikit pengikut yang mau membelanya. Ia berpakaian buruk dan figur aneh di Cambridge, dan ia adalah bagian dari tatanan lama yang diserang olah Keynes.

Keynes memasukka Pigou ke dalam mazhab klasik dan menghubungkan mazhab ini dengan keyakinan bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaanya sendiri. Menurut keynes, ahli 3ekonomi klasik berkeyakinan bahwa ahal ini berlaku untuk barang dan tenaga kerja. Mereka percaya bahwa pengangguran adalah hal yang tidak mungkin terjadi, karena ketika orang-orang menawarkan jasa mereka untuk beberapa pengusaha maka akan ada permintaan untuk jasa tenaga kerja mereka. Jika tidak, upah akan jatuh sampai seseorang mau memperkerjakan para pekerja ini.

Ada derajat validitas pasti untuk gambaran Pigou ini. Pigou (1941) menerbitkan karya yang terkenal yang berjudul Unemployment, yang berpendapat bahwa dalam jangka panjang pengangguran adalah disebabkan oleh upah yang tinggi dan tidak fleksibel.

Beberpa tahun kemudian Pigou (1927) berpendapat bahwa berkurangnya permintaan tenaga kerja akan menyebabkan angka pengangguran yang tinggi, namun masalah ini dapat diperbaiki jika pekerja membiarkan upa mereka turun. Dan dalam The Theory of Unemployment (Pigou, 1933) ia menyatakn bahwa jika tingkat upah lebih besar ketimbang produktivitas marginal dari pekerja maka perusahaan ini tidak akan mempekerjakan satu orang pun karena biayanya akan melebihi keuntungan.

Meskipun Pigou tidak pernah membela pemotongan upah (lihat Aslanbeigui, akan terbit), dalam semua kasus ini, solusi untuk masalah pengangguran tampaknya adalah pengurangan upah. Dan karena alasan inilah Keynes mengkritik Pigou.

Pigou dikecam dengan tajam oleh Keynes dalam General Theory, baik itu serangan terhadap dirinya sendiri dan serangan terhadap tradisi Marhallian di Cambridge. Setelah membaca General Theory, Pigou (1939) menuduh Keynes salah menginterprestasikan pandangannya dan menyatakan bahwa tidak ada yang brmanfaat dalam buku tersebut.

Ia berpendapat bahwa dalam karyanya yang sebelumnya ia mengakui bahwa kebijakan yangv ekspansionis akan menaikkan harga, mengurangi upah rill dan menaikkan pengangguran dakam jangka pendek.

Pigou menghabiskan sebagian karirnya dalam bayang-bayang semua ekonom Cambridge besar-Marshall dan Keynes. Karena alasan ini, sumbangannya tampak lebih kecil dibandingkan keduanya. Meskipun tidak setingkat dengan Marsahall atau Keynes, pengaruh Pigou tetap besar. Cara-cara ahli ekonomi menganalisa dan menjustifikasi campur tangan pemerintah dalam persoalan ekonomi berasal dari Pigou.

Karena alasan inilah, Pigou menjadi bapak keuangan publik modern dan teori kesejahteraan modern. Ia juga membrikan landasan bagi bidang ilmu ekonomi yang relatif baru, yaitu ekonomi lingkungan

Daftar Pustaka

Mangkoesoebroto,Guritno.Dr,M.Ec.1993. ekonomi Publik.BPFE: Yogyakarta

Presssman, Steven, 2002, Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Skousen, Mark.2006.Sang Maestro: Teoro-Teori Ekonomi Modern. Pranada : Jakarta

WWW.wikipedia.org/wiki/pigou

2 comments: