Monday, 1 June 2009

John Hicks

1. Profil

John Hicks

· Nama : John Hicks

· Tempat Tanggal Lahir : Warwick , Inggris 1904-1989

· Kehidupan pribadi tokoh :

§ Hicks lahir dari keluarga kelas menengah, ayahnya seorang wartawan dan editor.

§ Hicks mendapatkan pendidikan sekolah menengah yang baik di sekolah swasta di Inggris, dan mendapat beasiswa ke Balliol College, Oxford. Hicks mulai belajar matematika di Oxford, tapi segera pindah dan berkonsentrasi pada ekonomi.

§ Hicks sebagai ilmuan menjadi sangat produktif dengan sejumlah karya ilmiah di berbagai bidang permasalahan, justru setelah ia melewati usia 60 tahun padahal dalam dunia ilmu pengetahuan hal itu lazim diangap tahap usia yang sudah lanjut.

§ Dia mendapat gelar sarjana filsafat, politik dan ekonomi pada tahun 1926.

§ Setelah lulus, Hick mengajar di sekolah ekonomi London, Universitas Cambrige dan mengajar sebentar di Afrika Selatan. Dia tidak menyukai Cambrige, tidak suka keadaan fisiknya dan juga keadaan intelektualnya (karena adanya kecenderungan saling bertengkar), tapi dia mendapatkan sekolah ekonomi London sebagai tempat yang nyaman untuk bekerja.

§ Hugh Dalton dari sekolah London meminta Hick membaca manual karya Pareto, suatu kejadian yang mimiliki arti yang sangat penting dalam hidupnya. Ketika dia sampai pada apendiks matematika Hick sadar bahwa Pareto belummenyelesaikan pekerjaannya membuat analisis ekonomi lebih jelas dan lebih tepat dengan menerjemaahkannya kedalam matematika. Saat itu Hick memeutuskan untuk mencurahkan karirnya untuk melengkapi apa yang telah dimulai oleh Pareto (Klamer 1989, hlm 169).

§ Tahun 1938 Hick ditunjuk menjadi Guru Besar di Universitas Manchester.

§ Delapan tahun kemudia dia kembali ke Oxford dimana dia mengajar sampai pension sampai tahun 1965.

§ Hick dianugerahi gelar bagsawan dan karena itu ia menjadi Sir John Hick tahun 1964.

§ Tahun 1972 dia mendapat hadiah Nobel bidang ekonomi bersama dengan Kenneth Arrow.

§ Hick memberikan kontribusi penting pada ekonomi makro dan ekonomi mikro, sebuah prestasi yang langka di abad ke 20 karena kedua bidang ini masih terpisah dan berbeda. Sebagai ahli ekonomi makro, Hick terkenal karena memformalkan teori makro ekonomi Keynes. Dalam salah satu makalah yang terkenal mengenai ekonomi, Hick (1937) meringkaskan General Theory karya Keynes menjadi serangkaian dua kurva.

2. Karya ilmiah John Hick

§ The Theory of Wages, London, Macmillan, 1932.

‘A Reconscideration of The Theory of Value, “Ecomonica,1 (Februari dan Mei 1934), hlm. 52-76, 196-219, dengan R. D. G. Allen.

‘A Suggestion for Simplifying the Theory of Money, “Ecomonica, 2 (Februari 1935), hlm. 1-19. Dicetak ulang dalam Hick (1967).

‘Mr. Keynes and the ‘Classics’ : A Suggested Interpretation, “Economertica, 5 (April 1937), hlm. 147-159. Dicetak ulang dalam Hick (1967).

§ Value and Capital : An Inquiry Into Some Fundamental Principles of Economic Theory, Oxford. Clarendon Press, 1939.

§ Capital and Growth, Oxford, Clarendon Press, 1965.

§ Critical Essays in Monetary Theory, Oxford. Oxford University Press, 1967.

§ Collected Essays on Economic Theory, 3 vols, Oxford, Basil Blackwell, 1981-1983

3. Pokok-pokok pemikiran

· Pokok pemikiran Hick mengenai kurva IS-LM

Hick memberikan kontribusi penting pada ekonomi makro dan ekonomi mikro, sebuah prestasi yang langka di abad ke 20 karena kedua bidang ini masih terpisah dan berbeda. Sebagai ahli ekonomi makro, Hick terkenal karena memformalkan teori makro ekonomi Keynes. Dalam salah satu makalah yang terkenal mengenai ekonomi, Hick (1937) meringkaskan General Theory karya Keynes menjadi serangkaian dua kurva.




LM

IS

Output

Gambar 1 IS-LM diagram

Teori Keynesian standar tidak pernah menjelaskan hubungan antara pasar barang dan pasar uang. Dalam pasar barang, perusahan membuat barang dan menjualnya kekonsumen, pemerintah, perusahaan lain dan negara lain. Keseimbangan dalam pasarbarang mensyaratkan penawaran barang yang dibawa ke pasar sama dengan permintaan atas barang itu. Dalam pasar uang, orang dan perusahaan menginginkan suatu persediaan uang yang pasti yaitu yang ditetapkan oleh bank sentral nasional. Keseimbangan di pasar uang mensyaratkan permintaan uang sama dengan penawarannya.

Namun kedua pasar ini ternyata lebih berhubungan erat satu sama lain ketimbang saling independen. Jika penawaran uang dinaikan, hal ini akan menurunkan suku bunga dipasar uang. Tetapi dengan rendahnya suku bunga, investasi akan naik dan total permintaan barang dan jasa akan naik di pasar barang. Tentu saja, dengan lebih banyaknya barang dan jasa diproduksi, orang akan butuh lebih banyak uang sehingga mereka dapat membeli barang lebih banyak. Tapi banyaknya permintaan uang akan mendorong suku bunga, mengurangi investasi dan output dan akhirnya mengurangi permintaan uang.

Interaksi antara pasar barang dan pasar uang menurut perkiraan akan bergerak maju mundur selamanya sehingga tidak pernah ada hasil final dan stabil. Tetapi model IS-LM memperlihatkan bahwa pasar barang dan pasar uang dapat mencapai keseimbangan secara bersamaan.

Kurva IS pada gambar di atas merepresentasikan posisi keseimbangan dalam pasar barang. IS menyatakan bahwa dalam pasar barang, investasi, (I) sama dengan tabungan (S). Garis IS yang miring kebawah menunjukkan bahwa saat bunga turun, output ekonomi pasti naik untuk menjaga agar pasar barang dalam posisi equilibrium. Hal ini disebabkan turunnya suku bunga akan menaikkan investasi pengusaha, tapi hal ini juga akan mengurangi tabungan. Untuk menaikkan tabungan dan mendorong tabungan sama dengan investasi, perekonomian harus memproduksi lebih banyak barang, pekerjaan dan penghasilan.

Garis LM menunjukkan posisi equilibrium yang mungkin terjadi dalam pasar uang. LM menyatakan bahwa di pasar uang permintaan uang (L) harus sama dengan penawaran uang (M). Gambar 1 menunjukkan jika suku bunga naik maka perekonomian perlu dikembangkan apabila pasar uang ingin dipertahankan dalam posisi keseimbangan. Hal ini dikarenakan tingginya suku bunga akan mengurangi permintaan uang, karena dengan memegang uang orang kehilangan bunga yang bisa mereka dapatkan dengan memegamg asset pemberi bunga. Namun jika ekonomi tumbuh orang ingin memegang orang akan memegang lebih banyak uang karena mereka akan membeli lebih banyak barang. Dengan bertambahnya barang yang diproduksi permintaan uang akan naik dan akhirnya akan sama dengan penawaran uang.

Keseimbangan yang simultan dicapai pada titik pertemuan antara garis IS dan LM .karena pasar barang berada pada titik –titik pada kurva IS dan pasar uang pada garis LM, seluruh perekonomian pasti bergerak pada satu titik tempat dimana dua garis bertemu.

Hick selanjutnya menunjukkan bagaimana diantara pengikut teori Keynesian dan ahli ekonom klasik timbul dari perbadaan asumsi tentang kedua garis itu. Jika garis LM lebih datar, kebijakan fiscal (suatu pergeseran pada garis IS) akan diperlukan untuk memperluas lapangan kerja. Dan kini kita berada di dunia yang digambarkan oleh ahli ekonomi Keynesian. Di pihak lain, jika garis IS datar, kebijakan moneter (pergerakan garis LM) akan diperlukan untuk meningkatkan output dan lapangan kerja, sehingga kini kita berada di dalam dunia yang digambarkan oleh ekonomi klasik.

· Pokok pemikiran Hick mengenai Value and Capital

Kontribusi kedua ekonomi makro dari Hick berhubungan dengan struktur suku bunga. Para ahli ekonomi biasanya bicara tentang tingkat `suku bunga` seakan–akan hanya ada satu suku bunga dalam perekonomian. Tetapi sebagaimana diketahui semua orang, ada banyak suku bunga yang muncul pada masa-masa tertentu. Suku bunga kartu kredit lebih tinggi dari suku bunga tetap dalam pegadaian dan suku bunga pegadaian yang tetap lebih tinggi daripada pegadaian yang variable. Teori suku bunga mencoba menjelaskan hubungan diantara perbedaan suku bunga ini.

Para ahli ekonomi mempunyai dua cara untuk memahami susunan suku bunga yang luas. Pertama memfokuskan diri pada resiko peminjaman uang dan yang kedua pada lamanya waktu untuk uang yang dipinjamkan. Semaki besar resiko pemberi pinjaman semakin tinggi suku bunganya. Tingginya suku bunga diperlukan untuk kompensasi pemberi pinjaman dari besarnya kemungkinan pinjaman tidak dikembalikan.

Kurva hasil dari grafik suku bunga pinjaman dalam jangka waktu berbeda. Pinjaman ini mengambil bentuk orang dan perusahaan yang membayar hutang pemerintah (atau perusahaan). Sebuah kurva dapat menunjukkan pinjaman 3 bulanan pada pemerintah Amrika Serikatakan membayar bunga 4,4%, 2 tahun membayar 5,5%, 10 tahun mambayar 7 %, dan 30 tahun mambayar 8% (gambar 2)

Time to maturity

Gambar 2 Kurva Hasil

Satu pertanyaan yang muncul berhubungan dengan kurva ini adalah apakah ada hubungan diantara suku bunga untuk asset dengan tingkat jatuh tempo yang berbeda, katakanlah obligasi pemerintah berjangka 6 bulan dan satu tahun. Hicks (1939, Bab, 11-13) menjawab dengan “ya” dan mengembangkan hipotesa ekspektasi untuk menjelaskan hubungan antar asset dengan jangka jatuh tempo yang berbeda.

Hicks memberi alasan jika obligasi 6 bulan dibayar 5% sekarang dan obligasisetahu dibayar 5,5 % sekarang, investor pasti memperkirakan enam bulan dari sekarang suku bunga pada obligasi akan menjadi 6%. Dengan begitu investor mendapat 5,5%. Mereka dapat memperoleh 5,5% selama setahun dengan membeli obligasi berjangka 1 tahun saat sekarang, alternatifnya, mereka dapat memperoleh 5 % untuk enam bulan pertama dari tahun tersebut dan 6% untuk enam bulan kedua pada tahun yang sama. Rata-rata ini sama dengan 5,5% yang didapat dari obligasi satu tahun. Secara umum hipotesa ekspektasi menyatakan bahwa pengembalian pada asset dari jangka jatuh tempo yang lebih panjang akan sama dengan tingkat pengembalian terakhir pada asset jangka pendek saat sekarang dan pengembalian yang diharapkan pada asset jangka pendek di masa akan datang.

Hicks selanjutnya menjelaskan mengapa hipotesa ini pasti berlaku. Penjelasan ini intinya berdasarkan pada proses arbitrase. Jika obligasi satu tahun mendapat bunga 5,5% sedangkan obligasi 6 bulan mendapat 5% dan diperkirakan mendapat 5,5% pada 6 bulan kedepan, maka tidak aka nada yang mau memegang obligasi enan bulan, dan tak ada yang mau membelinya selama satu tahun periode, dua obligasi 6 bulan diperkirakan hanya memdapat 5,25%. Jadi orang akan lebih memilih obligasi 1 tahun dengan pembayaran 5,5%, karena itu mereka akan menjual obligasi 6 bulan dan membeli obligasi 1 tahun. Karena harga obligasi berhubungan secara terbalik dengan suku bunga, maka suku bunga obligasi 6 bulan akan naik dan suku bunga obligasi 1 tahun akan turun. Proses ini berlanjut sampai kondisi keseimbangan yang diidentifikasi dengan hipotesa ekspektasi akhirnya trpai, suku bunga pada obligasi satu tahun akan sama dengan rata-rata oblogasi 6 bulan dan tingkat yang diharapkan pada oligasi 6 bulan untuk setengah tahun kedepan.

· Pokok pemikiran Hick mengenai Kurva Indefferent

Walaupun Hicks memberi banyak kontribusi sebagai ahli ekonomi makro tetapi yang membuatnya pertama kali terkenal adalah sumbangannya pada ekonomi Mikro. Meskipun Edgerworth yang membuat diagram kurva indifferent untuk pertama kalinya, namun yang memasukan analisis kurva indifferent dalam teori ekonomi mikro standar adalah Hicks (1934). Dia menunjukkan bagaimana kurva indifferent dapat digunakan membuat kurva permintaan yang miring ke bawah bagi barang apapun. Kemudian ia menggunakan kurva ini untuk memisahkan efek pendapatan dari perubahan harga dengan efek substitusi dari perubahan harga.

Kunci analisis ini adalah pengenalan garis anggaran. Garis ini merepresentasikan berapa banyak tiap-tiap barang dapat dibeli seorang konsumen berdasarkan penghasilan mereka sekarang dan harga barang yang sekarang. Misalnya dengan pendapatan $ 10 harga dan roti kering dan bir masing-masing seharga $1, seorang konsumen dapat membeli keduanya dengan kombinasi yang jumlahnya 10. Hal ini terlihat pada gambar dibawah dengan lereng yan miring secara negative.

A

Gambar 3 Kurva Indifferen dan Batasan Anggaran

Pada satu titik ekstrim, konsumen membeli10 kue kering dan sama sekali tidak membeli bir. Pada titik ekstrem lainnya konsumen dapat mebeli 10 kaleng bir tanpa membeli kue kering. Diantara titik-titik ekstrem ini banyak kemungkinan kombinasi. Semua kemungkinan ini ditunjukkan oleh garis anggaran. Kemudian Hick menambahkan kurva indifferen (lihat juga EDGEWORTH) pada diagram ini untuk menjelaskan tingkah laku konsumen. Konsumen akan memilih kombinasi kue kering dan bir yang memberikan kepuasan tertinggi, atau titik yang tertinggi pada diagram (titik A).

Hick kemudian melihat pada efek perubahan harga. Anggap saja harga bir naik menjadi $2. Karena harga bir relative lebih mahal, orang akan lebih banyak membeli kue kering dan mengurangi pembelian bir. Inilah efek substitusi, dimana naiknya harga suatu barang akan mengurangi permintaannya dan menaikkan permintaan barang lain (semua barang yang bukan barang komplementer) tapi ada juga efek pendapatan. Ketika harga bir lebih mahal, daya beli dari pendapatan konsumen menurun untuk semua barang. Pengeluaran untuk bir dan kue kering akan jatuh karena efek penghasilan. Dua efek ini bersama-sama mengubah pengeluaran dari 5 bir dan 5 kue kering menjadi 1,5 bir dan 7 kue kering. Efek ini ditunjukan dengan rotasi garis anggaran. Dengan rotasi ini, C adalah titik di mana konsumen mendapatkan kepuasan tertinggi.

Kemudian Hicks menggambarkan sebuah cara sederhana untuk memisahkan efek pendapatan dan substitusi. Kemiringan garis anggaran menunjukan harga relatif dari kedua barang. Jika ada efek substitusi, tetapi tidak ada efek penghasilan, kita seharusnya berada pada kurva indifferen asli kita tetapi dengan memilih kombinasi berbeda dari kue kering dan bir berdasarkan harga baru bir sebesar $2 atau garis anggaran baru. Hicks menyatakan bahwa kita menunjukan efek penghasilan dengan mengambil garis anggaran yang lama dan menariknya sampai menyentuh kutva indifferen asli. Ini diperlihatkan sebagai garis putus-putus pada gamba 4. Pada titik B harga relatif kue kering dan bir adalah sama. Jadai hal ini menujukan bahwa perubahan kebiasaan belanja konsumen pasti terpengaruh oleh efek pengahasilan saja.




Karena efek penghasilan dan efek substitusi mengurangi konsumsi bir, maka saat harg abir naik orang tidak banyak membeli bir. Karena itu kurva permintaan bir pasti akan miring ke bawah—ketika harga bir naik jumlah konsumen turun dan sebaliknya jika harga bir turun jumlah konsumen naik.

· Pokok pemikiran Hick mengenai Elastisitas Substitusi

Terakhir, Hicks (1932) bertanggung jawab dalam memperkenalkan gagasan elastisitas substitusi, suatu perluasan natural dari gagasan elastisitas Marshall. Marshall menerapkan gagasan elastisitas pada permintaan konsumen dan penawaran produsen, dan mempelajari berapa banyak lagi konsumen akan membeli dan berapa banyak lagi produsen akan menjual dengan adanya beberapa perubahandalam harga. Hicks mengambil gagasan elastisitas ini dan menerapkannya untuk keputusan yang harus dibuat perusahaan mengenai produksi.

Dari sudut pandang perusahaan, barang dapat diproduksi dengan beberapa cara yang berbeda, masing-masing menggunakan kombinasi tenaga kerja dan modal yang berbeda. Proses produksi yang lebih menekankan tenaga kerja yang intensif akan mengurangi penggunaan modal dan meningkatkan penggunaan tenaga kerja, dan apabila lebih pada modal yang intensif akan menggunakan sedikit tenaga kerja dan lebih banyak modal. Secara umum, perusahaan menghadapi masalah ketidaksesuaian dalam produksi—setiap ada pekerja tambahan yang digunakan akan mengurangi penggunaan mesin, dan setiap ada tambahan penggunaan mesin produksi akan mengurangi tenaga kerja. Elastisitas substitusi mengukur berapa banyak mesin dapat dikurangi dengan penambahan 1 tenaga kerja untuk memproduksi barang, atau alternatifnya, berapa banyak tenaga kerja yang dapat dikurangi dengan membeli dan menggunakan 1 mesin.

Hicks menunjukan bahwa pekerja tidak perlu menentang perubahan teknis yang menghemat tenaga kerja karena perubahan ini akan menikan upah. Upah akan naik jika elastisitas substitusi antara tenaga kerja dan modal adalah besar, dan akan mudah mengganti modal dengan tenaga kerja. Dengan semakin banuak modal, pekerja akan lebih produktif dan karena itu juga akan dibayar lebih.

Hicks disebut “ahli ekonominya para ahli ekonomi” (Hamouda 1993). Dalam tulisannya yang secara khusus ditunjukan untuk rekan seprofesinya, dia mengembangkan sejumlah alat dan diagram yang mendorong para ahli ekonomi menggambarkan prinsip analisis ekonomi secara lebih jelas dan ringkas. Hicks menunjukkan bagaimana mengkombinasikan analisis pasar uang dengan analisis pasar barang, bagaiman memahami hubungan antara suku bunga dari tingkat kedewasaan yang berbeda, dan bagaimana mengkombinasikan teori kepuasan dengan teori permintaan. Karena kemajuan-kemajuan yang dibuatnya dan karena kontribusinya yang penting untuk bermacam-macam bidang, maka Hicks harus dianggap sebagai salah seorang dari enam oarang ahli ekonomi terpenting di abad ke-20.

1. Profil

Eugen Slutsky

· Nama : Eugen Slutsky (a.k.a. Eugene Slutsky and Yevgeni Slutsky)

· Tempat Tanggal Lahir : …..1880-1948

· Kehidupan pribadi tokoh :

§ Eugen Slutsky (a.k.a. Eugene Slutsky and Yevgeni Slutsky) ingin menjadi seorang ahli matematika, akan tetapi dia keluar dari Kiev Universitas dan bergabung dalam pergerakan-pergerakan mahasiswa, setelah beberapa pengembaraan dalam dunia tehnik dan Eropa.

§ Dia kembali ke Kiev dan akhirnya mendapatkan gelar doktornya dalam ilmu hukum dan bertugas untuk mengajar di institute perdagangan Kiev pada tahun 1911 dan Slutsky mempunyai pengalaman yang baik dalam setiap bidang.

§ Adalah tugas sekolah Lausanne dalam bidang ekonomi yang menariknya dan menyelesaikan esay ilmu ekonomi pertamanya pada tahun 1915 – diterbitkan di Italia (pada waktu, benteng pertahanan ekonomi dari Walrasian yang terakhir).

2. Karya-karya utama dari Eugene Slutsky

1. Pada ukuran dari kebaikan yang layak dari garis kemunduran dan pada metode terbaik mencocokannya ke dalam data,1914,jurnal dari masyarakat royal yang statis

2. Sulla teoria del bilancio del consummatore, 1915, Giornale degli Economisti

3. Über stochastische Asymptoten und Grenzwerte, 1925, Matematischen Annalen

4. Penyajian terakhir dari penyebab-penyebab secara acak sebagai sumber perputaran dari proses-proses, 1927 (dalam Econometrika, 1937)

5. Sur un criterium de la convergence stochastique des ensembles de valeurs eventuelles, 1929, Comptes Rendu des seances de l'Academie des Sciences

6. Quelques Propositions sur les Limities Stochastiques Eventuelles, 1929, Compte Rendu des seances de l'Academie des Sciences

7. Table-tabel untuk penghitungan fungsi gama yang tidak lengkap dan kemungkinan distribusi chi-square, 1950

8. Pilihan karya-karya dari Eugen Slutsky, 1960

3. Pokok-pokok pemikiran Eugen Slutsky

§ Pada esaynya dia mengemukakan “pembusukan Slutsky” dari fungsi permintaan menjadi efek penggantian dan pendapatan. Karyanya dihiraukan dan tidak lama kemudian, ketika prinsip yang sama dikeluarkan kembali secara bebas oleh John Hicks dan R.G.D Allen pada tahun 1934, yang pada akhirnya dia mendapatpan pengakuan.

§ Kontribusi terkemukanya terhadap ilmu ekonomi keluar pada tahun 1927, ketika dia memperlihatkan bahwa sebuah serentetan goncangan dapat dievaluasi untuk memberikan perputaran kekayaan yang tetap. Esay ini, yang disejajarkan bahawa Frisch adalah awal dari perputaran bisnis yang bergantung pada goncangan yang lebih dulu dari Teori Klasik Baru yang ada sekarang. SLUTSKY-YULE THEOREM yang terkenal (bahwa pergerakan rata-rata dari sebuah serentetan acak mungkin akan menghasilkan gerakan yang tidak tentu ketika tidak ada ketidakpastian muncul dalam data yang asli) juga tertera dalam esaynya.

§ Sisa karyanya, kebanyakan darinya disempurnakan setelah dia pindah ke Moskow pada tahun1920, ada dalam kemungkinan teori. Slutsky's Theorem yang terkenal yang memperlihatkan bahwa jika sebuah statistik bertemu maka hampir pasti atau kemungkinannya akan stabil kemudian secara terus-menerus fungsi dari statistik tersebut juga bertemu dalam cara yang sama terhadap beberapa fungsi dari kestabilan tersebut – sebuah dalil dengan perangkatnya yang semuanya ada dalam ilmu statistik dan ilmu ekonomi – tertera pada esaynya pada tahun 1925. Pembatasan teori-teori lainnya dibuat pada tahun 1928 dan 1929.

§ Kelemahan / keritikan terhadap teori-teori tokoh tersebut

Setelah membaca sumber-sumber yang kami peroleh, teori-teori yang dikemukakan oleh John Hick dan Eugen Slutsky ternyata mendapatkan keritikan dan mempunyai kelemahan. Tetapi mereka juga mengkritik atau menyempurnahakan teori-teori dari para tokoh lainnya. Seperti Hick telah mengkaji ulang kerangka dasar pemikiran Alfred Marshall dengan penyorotan yang kritis. Dengan mengadakan perubahan-perubahan penting terhadap seperangkat pemikiran dalam teori Marshall mengenai perilaku konsumen (consumers behavior). Hick mengembangkan gagasannya yang lebih mantap dalam hal teori tentang nilai subyektif maupun teori tentang ekuilibrium umum (theory of subjective value and theory of general equilibrium).

Dalam wujud rumusan yang baru, Hick menunjuk kepada kelemahan-kelemahan dalam teori nilai dalam versi lama (Marshall) yang dianggapnya terlalu berat sebelah karena sangant tergantung dari konsep pengertian tentang faedah (utility) dan dari kecenderungan terus menurunnya faedah itu sebagai mana dahulu diungkapkan oleh Herman Gossen. Hick dalam mengenbangkan teorinya mengandalkan pendekatan matematik dari Pareto, dengan melengkapi metodologi Pareto mengenai kurva indiferensi (Pareto’s indifference curve) dan dengan membentangkan pendapatnya yang kemudia dikenal sebaga Hicksian Subtitution Effect. Dampak substitusi yang dimaksud dijelaskan dengan melakukan variasi pada pendapatan dikala terjadi perubahan pada harga antara berbagai macam barang dan jasa. Dengan demikian, diperoleh suatu indeks tetntang faedah yang bersifat konstan (dan tidak apriori cenderung untuk menurun), sedangkan perihal ekiulibrium dalam proses tukar menukar (equilibrium of exchange) pandangan Hick lebih cenderung pada landasan pemikiran Walras. Dengan demikian, Hick (setelah Marshall dahulu) ikut menyebarluaskan gagasan Walras tentang ekiulibium umum di pasaran. Sementara itu, Hick juga mengganggap bahwa pola pendekatan Walras masih bersifat agak steril (a certain sterility).

Adapun yang dimaksud oleh Hick dalam hal ini ailah sifat statistika dalam Model matematik yang dibeberkan oleh Walras. Sehubungan dengan itu Hick ikut memperhitungkan factor perubahan dalam system ekuilibrium umum. Kuncinya ialah konsep pengertian mengenai temporary equilibrium (ekuilibrium yang bersifat sementara, temporer).

Dengan ekuilibrium temporary itu dimaksud keadaan ekuilibrium yang kini sedang berlangsung di pasaran, tetapi ekulibrium tersebut secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh perkembangan pasar di masa depan. Pengaruh tidak langsung dari masa depan itu berkaitan dengan factor expectations (ekspektasi, dugaan pemikiran, pengharapan) pada pihak pelaku di pasar mengenai perkembangan masa depan. Factor ekspektasi yang dimaksud mempengaruhi sikap kelakuan pada saat ini oleh para pelaku di pasaran. Dari ulasan tersebut dikembangkan lebih lanjut konsep pengertian tentang elastisitas pada espektasi (elasticity of expectation).

Dalam gagasan Hick yang pokoknya diungkapkan di atas tadi, sekaligus dimasukan unsure dinamika ekonomi dalampola pendekatannya mengenai ekuilibrium umum, sedangkan factor ekspektasi kelak ternyata menganbil peranan penting dalam perkembangan teori ekonomi makro di dasawarsa 70 dan 80.

Intisari dari pandangan Hick mengenai teori nilai dan ekuilibrium umum, kini harus dikemukakan adanya kelemahan pokok dalam kerengaka dasar pemikirannya, meskipun pemikiran-pemikiran Hick itu disusun dan dikembangkan secara brilian dan memang mengandung arti yang besar bagi perkembangan teori.

Kelemahan pokok yang dimaksud ialah bahwa Hick ternyata memandang remeh peranan unsur monopoli dalam stuktur pasar. Ia tetap derpangkal pada dalil mengenai berlakunya persaingan sempurna dalam pasar barang dan jasa. Dalam pandanga Hick, factor monopoli tidak besar artinya dalam transaksi-transaksi pasar. Oleh sebab itu, pendapat tentang persaingan sempurna menurut Hick tidak banyak menyimpang dari realitas. Akan tetapi jika sebaliknya unsur monopoli menjalankan peranan yang besar, maka hal itu jelas tidak selaras dengan keadaan ekuilibrium. Dengan demikian, kestabilan pada ekuilibrium yang dalam konstruksi pemikiran Hick disusun dengan begitu rapi, justru akan menjadi tanda tanya yang besar.

Padahal di jaman Hick sendiri di tahun 30an seiring dengan upayanya dibidang teori tetapi dalam alur pikiran yang berbeda, semakin dipersoalkan dan diragukan tentang arti dan manfaat suatu kerangka analisis yang tatap berpangkal pada berlakunya persaingan sempurna. Pengalaman dan pengamatan empiris dalam perkembangan dunia nyata justru member gambaran yang berlainan sekali. Persaingan yang sempurna dalam suatu struktur pasar yang sempurna pula bukanlah hal yang lazim ditemukan dalam realitas kehidupan sehari-hari.

2 comments:

  1. kurvanya kok nggak jelas.... keterangannya ok... tx yah ats rinciannya jd pengen belajar banyak ekonomi

    ReplyDelete